FUNGSI DAN STUDI KASUS AUDIT SISTEM INFORMASI RSUD TASIKMALAYA
FUNGSI
DARI AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
Fungsi
atau kegunaan dari sistem informasi pada saat ini perusahaan atau organisasi
banyak menghabiskan dana untuk diinvestasikan dalam bidang IT. Dengan adanya
melakukan investasi yang cukup besar organisasi perlu memastikan kehandalan dan
keamanan dari sistem IT yang akan digunakan. Audit TI atau yang pernah disebut
sebagai audit electronic data processing, computer information system, dan IS,
pada awalnya merupakan pelebaran dari audit konvensional. Dulu, kebutuhan atas
fungsi audit TI hanya berasal dari beberapa departemen.
Pada
mulanya, auditor dengan kemampuan audit TI dilihat sekadar sebagai staf sumber
daya teknologi biasa, bahkan sering dilihat hanya sebagai asisten teknikal.
Tentu saja hal ini memerlukan pengetahuan khusus dan kemampuan praktis, yang
sebelumnya juga didahului oleh persiapan secara intensif.
Fungsi-fungsi yang
mendorong pentingnya kontrol dan audit SI adalah antara lain untuk:
1)
Mendeteksi agar komputer tidak dikelola
secara kurang terarah
2)
Mendeteksi resiko pengambilan keputusan
yang salah akibat informasi hasil proses sistem komputerisasi
salah/lambat/tidak lengkap
3)
Menjaga aset perusahaan karena nilai
hardware, software dan dan personil lazimnya tinggi
4)
Mendeteksi resiko error komputer
5)
Mendeteksi resiko penyalahgunaan
komputer (fraud)
6)
Menjaga kerahasiaan
7)
Meningkatkan pengendalian evolusi
penggunaan computer
AUDIT
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
(Studi
Kasus Pada RSUD Kota Tasikmalaya)
Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tasikmalaya termasuk pada klasifikasi Rumah Sakit
Umum Kelas B Non Pendidikan. Sejak tahun 2008, RSUD Kota Tasikmalaya sudah
menerapkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Hal tersebut
merupakan tanggung jawab dari Sub Bagian SIMRS yang tercantum secara resmi pada
struktur organisasi RSUD Kota Tasikmalaya. SIMRS pada RSUD Kota Tasikmalaya
sudah didukung oleh Teknologi Informasi (TI) berupa infrastruktur (perangkat
komputer, server dan jaringan), sistem aplikasi beserta basis data. Sistem
aplikasi yang sudah digunakan terbatas pada lingkup sistem untuk pelayanan
kesehatan terhadap pasien, terutama sistem administrasi pembayaran.
Dari
hasil studi pendahuluan ditemukan bahwa sistem aplikasi untuk pelayanan
kesehatan terhadap pasien di RSUD Kota Tasikmalaya masih terkendala oleh
lambatnya proses Sistem Informasi (SI) yang menyebabkan pasien harus menunggu
lama dalam memperoleh layanan. Lamanya proses SI sering menyebabkan pasien
harus antri cukup lama dalam memperoleh layanan. Layanan data dari SI juga
sering dikeluhkan pasien karena ketidaksesuain dengan tagihan yang dikenakan
kepada pasien saat membayar di kasir. Penyebab terjadinya kesalahan dan
keterlambatan pemrosesan yang ada pada SI tersebut belum diketahui dengan
pasti. Sejauh ini, masalahmasalah tersebut dapat menghambat tujuan dari SIMRS
yang digunakan saat ini di RSUD Kota Tasikmalaya.
Pihak
RSUD Kota Tasikmalaya terkendala dalam pembuatan rekomendasi pengembangan SI ke
depan. Rekomendasi tersebut bersifat penting karena dapat membuat RSUD Kota
Tasikmalaya lebih kompetitif dibandingkan dengan institusi kesehatan lainnya.
Guna membuat rekomendasi pengembangan SI dibutuhkan pengetahuan mengenai
tingkat kematangan SIMRS saat ini di RSUD Kota Tasikmalaya. Pengetahuan
tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan audit terhadap SIMRS saat ini di RSUD
Kota Tasikmalaya.
Berdasarkan latar
belakang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa RSUD Kota Tasikmalaya dituntut
untuk melakukan audit SIMRS, terutama pada lingkup sistem pelayanan kesehatan
terhadap pasien. Atas dasar itu, solusi yang ditawarkan adalah audit sistem
informasi menggunakan framework COBIT 4.1. Alasan dipilihnya framework COBIT
4.1, karena memberikan gambaran paling detil mengenai strategi dan kontrol
dalam pengaturan proses teknologi informasi yang mendukung keselarasan strategi
bisnis dan tujuan teknologi informasi (Sarno : 2009). Bagi auditor, manfaat
COBIT 4.1 adalah membantu dalam mengidentifikasi isu-isu kendali TI dalam
infrastruktur TI perusahaan. Hal ini juga membantu auditor dalam memverifikasi
temuan audit (Jogiyanto, Abdillah : 2011). Tahap awal dalam melakukan audit SI
adalah perencanaan untuk menentukan ruang lingkup (Isa : 2012). Penentuan ruang
lingkup audit dilakukan dengan cara mengidentifikasi tujuan strategi RSUD Kota
Tasikmalaya melalui implementasi Balanced Scorecard (BSC). Penggunaan BSC
dikarenakan dapat mengukur strategi organisasi ke dalam empat perspektif;
diantaranya: pelanggan, keuangan, proses bisnis internal, pembelajaran
dan pertumbuhan (Jogiyanto, Abdillah : 2011). Pada penelitian ini, penentuan
ruang lingkup audit dilakukan berdasarkan perspektif pelanggan. Hal tersebut
berdasarkan atas sistem yang akan diaudit adalah sistem pelayanan kesehatan
terhadap pasien, dimana pasien merupakan pelanggan RSUD Kota Tasikmalaya.
Setelah
mengetahui tingkat kematangan dari proses TI COBIT 4.1 yang menjadi cakupan
audit, selanjutnya dilakukan analisis kondisi yang terjadi dari masing-masing
atribut kematangan. Analisis kondisi dilakukan dengan cara wawancara dan
observasi langsung, dimana peneliti mengadakan pengamatan langsung ke lapangan
untuk memperoleh data atau informasi yang akurat mengenai kondisi SIMRS yang
diimplementasikan RSUD Kota Tasikmalaya.
SARAN :
Berikut
beberapa saran berdasarkan pertimbangan penulis yang diperuntukkan bagi pihak
lain yang ingin memanfaatkan hasil penelitian atau yang akan melakukan
penelitian lanjutan dengan tema yang sama, diantaranya adalah:
1) Sebagai
tindak lanjut dari pendefinisian usulan rekomendasi perbaikan, perlu dilakukan
pedoman pengawasan dalam bentuk indikator pengukuran. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui sejauh mana proses peningkatan kematangan sudah dilakukan.
2) Adanya
penelitian lain mengenai audit SIMRS menggunakan metode Balanced Scorecard(BSC) dengan perspektif lainnya (keuangan, proses bisnis, pembelajaran dan
pertumbuhan) sehingga cakupan audit (proses TI terpilih COBIT 4.1) menjadi
lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA :
Komentar
Posting Komentar